ILMU
SOSIAL DASAR
“BUDAYA
SURABAYA”
Dhejie
A. Octavianti
51412986
1IA02
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JURUSAN
TEKNIK INFORMATIKA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kepada Alloh S.W.T atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah yang berjudul “BUDAYA SURABAYA” yang berdasar pada mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Dalam penulisan makalah ini,
saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga dengan dibuatnya
makalah ini, dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan wawasan lebih banyak
lagi mengenai Budaya Surabaya.
Penulis
Bogor, 05 Mei 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Latar belakang diberikannya
mata kuliah IBD adalah selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai
dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi, dalam rangka menyempurnakan
pembentukan sarjana.
Ilmu Budaya Dasar adalah
salah satu mata kuliah yang membahas tentang nilai-nilai, kebudayaan, dan
berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Namun, secara sederhana Ilmu Budaya Dasar merupakan pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Istilah llmu Budaya Dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah
Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan
seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka hams mempelajari
ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang
lain sebagai manusia itu sendiri.
1.2 Tujuan
Dibuatnya makalah ini
mengangkat tema budaya adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya
Dasar, selain itu agar kita semua dapat memahami kembali dan dapat melestarikan
suatu budaya.
BAB
II
ISI
BUDAYA
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya
akan budaya. Beragam etnis bermigrasi ke Surabaya. Sebut saja etnis Melayu,
China, India, Arab dan Eropa. Sementara
etnis Nusantara sendiri antara Lain Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali,
Sulawesi datang dan menetap, hidup bersama serta membaur dengan penduduk asli
membentuk pluralisme budaya yang kemudian menjadi ciri khas kota Surabaya.
Inilah yang membedakan kota Surabaya dengan
kota-kota di Indonesia. Bahkan ciri khas ini sangat kental mewarnai kehidupan
pergaulan sehari-hari. Sikap pergaulan yang sangat egaliter, terbuka, berterus
terang, kritik dan mengkritik merupakan sikap hidup yang dapat ditemui sehari-hari.
Bahkan kesenian tradisonal dan makanan khasnya mencerminkan pluralisme budaya
Surabaya.
Budaya daerah, tradisi dan gaya hidup yang
berbeda di setiap daerah merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
berkunjung. Budaya daerah ini antara lain, kesenian, pakaian adat, upacara
adat, gaya hidup, dan kepercayaan.
Budaya
Surabaya yang terkenal antara lain Undukan Doro, Musik Patroldan Manten Pegon. Salah satu upaya
Pemerintah Kota Surabaya untuk melestarikan budaya kota Surabaya adalah dengan
pemilihan Cak dan Ning Surabaya, yaitu duta budaya kota Surabaya.
KESENIAN
Kehidupan
berkesenian Kota Surabaya tumbuh dengan baik. Kesenian tradisional dan modern
saling melengkapi membentuk keragaman kesenian Surabaya. Kesenian tradisional
tumbuh karena perjalanan sejarah melawan penjajahan zaman dahulu sampai saat
ini tetap dilestarikan. Bentuk kesenian tradisional banyak ragamnya. Ada seni tari,
seni musik dan seni panggung.
Sudah sangat dikenal kalau Ludruk adalah kesenian rakyat asli Jawa Timur. Kesenian rakyat yang berasal dari Jombang ini, menjadi maskot budaya khas Surabaya, terutama tarian Ngremo – nya. Ludruk sudah ada sejak jaman Jepang sekitar tahun 1942. Dan menjadi sangat populer di Surabaya sejak zaman revolusi.
Gending Jula-Juli Suroboyo, Tari Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan, upacara Loro Pangkon, Tari Lenggang Suroboyo dan Tari Hadrah Jidor.
Sementara
kesenian modern juga tumbuh pesat. Sejumlah sanggar tari berkonsentrasi
mengembangkan perpaduan seni tradisional dan modern. Namun demikian banyak
group tari mengembangkan kreasi modern, misalnya Marlupi Dance, Gito Maran.
Upaya untuk mewujudkan
kehidupan berkesenian di Surabaya dikembangkan Dewan Kesenian Surabaya (DKS)
maupun perkumpulan-perkumpulan seni teater, seni lukis dan musik. Pameran seni
lukis maupun seni teater seringkali diselenggarakan di Gedung Balai Pemuda.
Sementara pagelaran seni tari tradisional selalu digelar di Taman Hiburan
Rakyat (THR) dan Taman Budaya. Surabaya Symphony Orchestra (SSO) juga mengambil
peran penting dalam menumbuhkan seni musik di Surabaya.
FESTIVAL
Dalam setiap tahun, hampir
banyak berbagai festival yang diselenggarakan di Surabaya. Perayaan Festival
tidak hanya telah diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi juga banyak
organisasi mengambil peran dalam merayakan festival ini, seperti Layang-layang
festival, festival makanan Surabaya, perahu festival nelayan, Panen Raya, dan
banyak lagi. Sejak tahun lalu, pada bulan Juli telah diadakan festival tari Yosakai
yang berasal dari Kochi, Jepang. Festival ini merupakan bentuk kerjasama
hubungan Surabaya dan Kochi, karenanya, menjadi agenda rutin bagi Surabaya.
MAKANAN KHAS
Semanggi
adalah salah satu makanan khas Surabaya yang sudah jarang ditemui. Disajikan dengan menggunakan pincuk
dari daun pisang. Semanggi dan taoge dilumuri bumbu yang terbuat dari singkong
dan petis. Tidak lupa kerupuk puli sebagai pelengkap yang dapat digunakan
sebagai sendok.
Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di
daerah Jawa
Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Dalambahasa
Jawa kata cingur berarti "mulut", hal ini
merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan
ke dalam hidangan. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis
buah seperti timun, kerahi (krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur),bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong, kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge,kangkung, dan kacang
panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus
atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang
tanah yang digoreng, bawang
goreng, garam, dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara diulek, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak ulek.
Bahan utama
yang digunakan adalah kupang putih (Corbula faba H),
yaitu hewan laut semacam kerang bentuknya kecil sebesar antara biji beras dan biji kedelai.
Kupang yang telah dikupas dan dimasak, ditambahkan lontong dan lentho, kemudian diberi kuah petis dan sedikit perasan jeruk
nipis. Untuk menghidangkan biasanya dipadukan
dengan sate
kerang, serta minuman air kelapa muda atau degan.
Lontong balap adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota Surabaya di Jawa
Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu
goreng, lentho, bawang
goreng, kecap, dansambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di
atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho
(bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli lontong
balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di atasnya
ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan,
setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera
pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa tusuk sate
kerang.
Jongkong Surabaya
Jajanan pasar khas Surabaya dengan cita rasa manis. Lapis Jongkong adalah versi lapis beras dengan ciri khas tumbukan merang bakar. Memang, merang tumbuk ini tak tergantikan, karena aroma dan teksturnya memang signifikan. Berpadu gurih santan dan wangi daun pandan. Dilumuri parutan kelapa muda.
Jajanan pasar khas Surabaya dengan cita rasa manis. Lapis Jongkong adalah versi lapis beras dengan ciri khas tumbukan merang bakar. Memang, merang tumbuk ini tak tergantikan, karena aroma dan teksturnya memang signifikan. Berpadu gurih santan dan wangi daun pandan. Dilumuri parutan kelapa muda.
BAB
III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya
sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah-makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar