cursor

Minggu, 20 Maret 2016

Pengantar Komputasi Modern# [Tugas Softskill Analisis Jurnal Geografi]

PENENTUAN LOKASI RTH DAERAH PERMUKIMAN DI SEBAGIAN KOTA BEKASI MENGGUNAKAN APLIKASI PJ DAN SIG

Shinta Anindityas Utami
shintaanindityas@gmail.com

Suharyadi,
suharyadi_geo@yahoo.co.id

Iswari Nur Hidayati
 iswari_alfauzan@yahoo.co.sg  



LATAR BELAKANG
 Daerah perkotaan pada umumnya merupakan kawasan yang tidak bervegetasi, karena daerah perkotaan telah banyak terjadi konversi lahan terbuka hijau menjadi tempat aktivitas penduduk. Konversi lahan terbuka hijau menjadi tempat aktivitas penduduk menimbulkan suatu gejala yang dinamakan gejala Pulau Bahang yang berdampak langsung di daerah perkotaan. RTH perkotaan mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Fungsi – fungsi yang terkait dengan keberadaan RTH antara lain : fungsi ekologis (paru-paru kota, peneduh, penyerap air hujan, dan penyedia habitat satwa), sosial (media komunikasi warga), ekonomi (sumber produk yang bisa dijual), dan arsitektural serta nilai estetika (memperindah lingkungan kota) yang dimilikinya.

TUJUAN
  Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 
1. Mengkaji manfaat dan ketelitian citra Quickbird dalam menyadap nilai parameter penentu tingkat kenyamanan daerah permukiman. 
2. Mengintegrasikan data interpretasi citra dan kerja lapangan dengan Sistem Informasi Geografis, untuk penentuan kebutuhan ruang terbuka hijau permukiman. 

METODE PENELITIAN
 Tingkat kenyamanan permukiman dapat diperoleh dari hasil overlay peta secara logical expressions (analisis data secara kualitatif) dengan metode matching. Peta yang akan di overlay adalah peta liputan vegetasi, peta kepadatan bangunan, peta jarak terhadap kawasan perdagangan, peta jarak terhadap jalan utama. Overlay ke empat peta tersebut menghasilkan peta satuan pemetaan yang akan dgunakan sebagai acuan penarikan sampel untuk kerja lapangan. Analisis keruangan juga dilakukan dalam mengetahui sebaran nilai THI (Temperature Humidity Index).

HASIL DAN PEMBAHASAN 
1. Penggunaan Citra Quickbird untuk penentuan lokasi RTH 
Interpretasi citra Quickbird dilakukan secara on screen digitizing untuk penyadapan parameter – parameter yang digunakan sebagai sumber data. Interpretasi dilakukan yaitu membedakan obyek permukiman dan non permukiman.
2. Penggunaan Citra Quickbird untuk Interpretasi Penggunaan Lahan dan Uji Ketelitian Interpretasi 
Interpretasi penggunaan lahan dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi parameter yang digunakan untuk pengambilan data lapangan, serta pengolahan data sebagai penentu hasil dari tujuan penelitian ini. 
3. Penggunaan Citra Quickbird untuk Interpretasi Jaringan Jalan
Identifikasi permukaan jalan dibedakan berdasarkan warna yang dihasilkan, untuK jalan aspal cenderung berwarna hitam (gelap), jalan dari bahan semen cenderung berwarna putih (cerah), jalan dari tanah pada umumnya berwarna kecoklatan, sedangkan jalan berbahan batako lebih cenderung berwarna abu-abu hingga putih.  
4. Penggunaan Citra Quickbird untuk Interpretasi Liputan Vegetasi dan Uji Ketelitian Parameter
Pengaruh liputan vegetasi tehadap tingkat kenyamanan di lingkungan permukiman sangat besar yaitu untuk menimbulkan kenyamanan lingkungan. 
5. Penggunaan Citra Quickbird untuk Interpretasi Kepadatan Bangunan dan Uji Ketelitian Parameter 
Pengaruh kepadatan bangunan terhadap tingkat kenyamanan yaitu dengan asumsi bahwa material bangunan yang digunakan sebagian besar dapat menyerap panas yang mengakibatkan naiknya temperatur di daerah sekitar, sehingga hal tersebut membuat berkurangnya rasa nyaman di daerah tersebut. 
6. Penyusunan Peta Jarak Terhadap Jalan Utama dan Kawasan Pedaganggan
Peta jarak lingkungan permukiman terhadap kawasan perdaganggan dengan asumsi yang digunakan adalah apabila jarak pusat perdagangan semakin dekat dengan permukiman, maka gangguan kenyamanan akan semakin besar ( semakin tidak nyaman ), karena kawasan perdagangan yang ramai dapat menyebabkan adanya gangguan kenyamanan permukiman. 
7. Kenyamanan Permukiman Berdasarkan Interpretasi Citra Quickbird
Peta tingkat kenyamanan permukiman berdasarkan citra Quickbird menyajikan informasi mengenai hasil overlay kondisi fisik yang diinterpretasi dari citra sebagai parameter penentu tingkat kenyamanan.
8. Kenyamanan Permukiman Berdasarkan Geometri Bangunan 
Geometri bangunan merupakan perbandingan antar ketinggian dan jarak antar bangunan. 
9. Kondisi Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Daerah Penelitian 
Suhu udara dan kelembaban realtif ditentukan oleh beberapa faktor, baik faktor dalam skala lokal maupun dalam skala global. 
10. Kenyamanan Permukiman Berdasarkan Perhitungan THI (Temperature Humidity Index) 
Komponen yang diperhitungkan untuk menghitung nilai THI adalah suhu udara dan kelembaban relatif yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan pada titik sampel yang telah ditentukan. 
11. Perbandingan Antara Interpretasi Citra Quickbird dan Nilai Geometri Bangunan dengan Nilai Temperature Humidity Index (THI) 
Untuk mengetahui hubungan antara nilai THI dengan parameter tingkat kenyamanan dilakukan sebuah model validasi dengan cara menghubungkan antara tingkat kenyamanan berdasarkan interpretasi citra Quickbird dengan tingkat kenyamanan berdasarkan geometri bangunan yang di validasi dengan tingkat kenyamanan berdasarkan nilai THI yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan prioritas kebutuhan RTH. 
12. Usulan Prioritas Penentuan RTH Permukiman 
Usulan prioritas penentuan kebutuhan RTH dilakukan berdasarkan analisis dari matriks hubungan antara Tingkat Kenyamanan berdasarkan geometri bangunan dan interpretasi citra Quickbird.  

KESIMPULAN 
  1. Citra Quickbird bermanfaat dalam menyadap nilai parameter penentu tingkat kenyamanan dilihat dari resolusi spasial yang tinggi sehingga mempermudah interpreter dalam menginterpretasi objek. Ketelitian citra Quickbird dalam memberikan hasil interpretasi dapat dilhat dari hasil presentasenya, untuk interpretasi penggunaan lahan sebesar 91,9 %, untuk interpretasi liputan vegetasi sebesar 86,84%, sedangkan untuk interpretasi kepadatan bangunan sebesar 90,9 %. 
  2. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Pusat Kota yang sudah ada sebaiknya dikelola secara baik sesuai dengan peraturan daerah yang ada, dan kesadaran dari masyarakat serta dilakukan pengendalian dalam pemanfaatan ruang untuk penyelenggaraan RTH, sehingga dapat masuk dalam Sistem RTH Kota Bekasi.


NPM           : 51412986
NAMA        : Dhejie Ashriani Octavianti
KELAS       : 4IA16